Saturday, August 11, 2018

Jago main Mobile Legend atau ML

10 Tips Bermain Mobile Legends Agar Jadi PRO PLAYER


Tips & Trick Bermain ML Bagi Pemula agar tambah pro- Game Moba seperti Mobile Legends atau biasa disebut ML sebenarnya adalah game yang agak sulit, karena kalian bakal melawan player player lain dan bukan bot/komputer. Namun, ya jika kalian tau tips trick bermain ML yang baik dan benar, kalian bakal jadi pro player dan tidak menjadi beban team. Mungkin, kalian juga bisa jadi Top global Rak ataupun Top lokal Rank, jika tidak kalian juga bisa jadi Top Global Hero atau Top Lokal Hero. Semua Top Top diatas tentunya sangat sulit untuk mencapainya.

Rata Rata, player yang masih pemula belum mengerti betul mengenai cara bermain ML yang baik dan benar. Hingga kadang player pemula sering menjadi tukang feeder(tukang mati terus), atau parahnya lagi dia akan jadi tukang afk. Intinya jika kalian yang masih pemula, newbie atau noob player yang ingin jadi Pro, kalian harus bermain sabar, main aman, gak egois dan saling kerjasama. Singkatnya sih begitu. Untuk lebih jelasnya bisa kalian simak Tips & Trick Bermain Mobile Legends Bagi pemula berikut ini


10 Tips & Trick Bermain Mobile Legends Agar Pro 
Tips & trick berikut jika dipraktekan secara benar, bukan tidak mungkin kalian bisa menjadi Pro player dan terbebas dari kata Noob Player. Nah berikut ini Tips & trick nya.

1). Koneksi Harus Lancar (Tidak Lag)
Hal yang paling utama menurut gua sih koneksi yang lancar. Karena, kalian juga tau sendiri lah, koneksi yang jelek bisa bikin lag. Jika sudah lag, pasti kalian bakal banyak mati. Saat open war atau 1vs1 tiba tiba koneksi lag, jadinya ngeluarin skill jadi telat dan bakal auto mati. Saran gua sih, benerin dulu koneksinya, pastikan koneksinya hijau, ya minimal kuning juga bisa. Kalian bisa gunakan speed mode agar tidak lag(Namun ada juga yg pake speed mode palah bikin lag). Ingat! game ML tidak butuh koneksi yang cepat, namun butuh koneksi yang stabil & tidak putus putus.
Saat koneksi kalian tidak menentu (kadang lag kadang lancar), gua saranin untuk jangan main di Ranked. Mengapa? ada beberapa alasan kalian tidak boleh main ranked saat koneksi tidak menentu. Pertama, merugikan diri sendiri sekaligus orang lain. Saat main ranked, koneksi yang buruk bisa bikin kamu jadi beban team dan feeder. jadinya kalian mungkin bakal kena Report+Kda dan winrate kalian dan orang lain bakal turun. Kedua, bintang bakal turun. Gua sudah memastikan bahwa jika koneksi kalian buruk, maka kemungkinan menang cuma 15% (untuk tier Master keatas), jika sudah kalah tentunya kalian dan orang lain bakal rugi bintang+kalian bisa kena report. Jadi intinya Jangan Ranked jika koneksi buruk. jika koneksi buruk, lalu kalian maksain Ranked sama saja kalian buang buang bintang.

2). Kuasai Minimal 2 Hero
Tips & trick selanjutnya yaitu kalian harus menguasai 2 hero. 1 hero kesukaan dan 1 hero tank. kuasai 1 hero, mulai dari combo skill, buildnya, skill pasif, karakteristik, Emblem dan spell yang cocok bagi hero tersebut. Jika kalian di tier epic kebawah, disarankan agar menguasai hero selain Marskman, karena di tier GM kebawah sudah banyak yang kuasai Hero Marskman/MM. Dan asal kalian tau, jika ada 2 hero MM saat match itu buruk. Namun jika tidak ada MM juga buruk. Cukup 1 Hero MM saja saat match.

Gua rekomendasikan kalian juga belajar tank, agar saat tidak ada yang mau jadi Tank, kalian langsung siap untuk jadi tank, karena mengingat peran tank sangatlah penting. Bahkan salah satu penentu kemenangan adalah adanya Hero Tank saat match, jika gaada hero tank, team kalian bakalan kerepotan. Yang terpenting jika kalian pakai Tank, yaitu Selalu didepan & rela mati demi hero lain. Tank mati 5 kali? sudah biasa. Saran gua, pilih tank yang bisa bikin lawan repot, misal Grock, Akai, Tigreal, Hilda, Minotaur atau balmond

Agar kalian bisa menguasai hero favorit kalian, ada beberapa cara yang bisa kalian lakukan. Nah simak ya guys

Pilih hero sesuai karakteristik bermain kalian. Contohnya gini, jika kalian mainya tipe orang yang nekad (berani 1vs2 atau 1vs3), kalian tidak cocok sebagai MM/Mage(kecuali beberapa hero mage), karena gampang mati. Klo gua sih tipe yang agak nekad, jadi gua pilih Hero yang gampang kabur (misal Hayabusa, Harley, Lancelot).
Pilih Build, Emblem dan spell yang benar. Jadi gini, kekuatan hero 50% tergantung pada Build, 25% Emblem, dan 25% spell. Intinya, jika build salah, maka kekuatan hero yang kalian pake bakal lembek. Contohnya kalian pake hero MM, pake build full Tank/Magic, ya gak cocok lah bro+kalian bakal jadi bahan bully. Jadi jika kalian ingin build Hero yang bagus, kalian bisa kok copy build Top Global Hero tersebut. Nah, untuk emblem, kalian harus sesuaiin dengan hero. Misal gua pake hero MM/Assasin, gua nanti pakainya yang emblem physical assasin. Jika kalian pake tank, gunakan emblem tank dsb. Semakin tinggi level emblem, maka akan semakin bagus kekuatanya. Nah untuk spell, itu tergantung kalian (tapi harus nyambung dengan heronya). Misal kalian pake hero MM, kalian bisa gunakan spell retribution, inspire atau flicker. Jangan sampai kaga nyambung, misal MM pake petrify atau execute.
Tahapan latihan. Jadi jika kalian ingin belajar Hero, jangan langsung main di Ranked. Ada beberapa tahapan yang gua rekomendasikan. pertama, untuk tahu karakteristik, combo dan percobaan hero kalian main dahulu di mode Custom. Kedua, setelah agak tau kalian main di Mode vs A.I sekalian kalian juga bisa otak-atik build yang pas. Ketiga, main di classic dahulu agar kalian bisa menyesuaikan skill kalian menggunakan hero. Setelah kalian tahu karakteristik, kekurangan, kelebihan, pasifnya dll barulah kalian bisa main di Ranked pakai hero tersebut. Sebagai saran, gunakan hero tersebut minimal 30 match di Classic dahulu, baru kalian bisa main di ranked.


3). Main Aman
Nah ini nih penyakitnya para pemula maupun noob player (player pemula bukan berarti noob). Mainya gak hati hati alias nekad. Misal ada musuh sekarat, dia kejar meskipun masuk turret, dan hasilnya mereka bakal mati karena turret. Atau ada musuh yang nggerombol, tiba tiba dia nyelonong maju sendiri. ya kalo kalian seperti itu ya bakal mati lah.

Jadi jika kalian yang masih suka mati karena turret atau mati kena keroyok, waktunya kalian berhenti jadi feeder. Main dengan hati hati, lagipula jika ada teman yang bisa bantu, ngapain nyelonong maju sendirian? jika kita bisa ngeroyok lawan, ngapain kita gak ngeroyok?

Intinya, main aman itu sangatlah penting, jika kalian main nekad, bukan tidak mungkin kalian bakal jadi feeder+Item gak jadi+level hero paling rendah+kena report+kda turun, yang bisa bikin beban team doang. Nah ada bebarapa tips biar kalian main aman.

Selalu bersama teman se-team agar saat ada musuh yang nyerang, kita bisa dibantu
Jangan lewat/dekati semak semak jika belum tentu aman (bisa jadi kalian keciduk)
Selalu lihat map, agar tahu posisi lawan ada dimana
gak nyelonong sendiri saat ada lawan banyak
selalu hindari skill lawan (wajib)
pastikan HP/Nyawa hero selalu penuh agar tidak gampang mati
Curi turret lawan, tapi harus hati hati

4). Pintar Pintar Farming

Ada 2 tipe Noob player bermain ML. Pertama, gak pernah Farming sama sekali, yang kedua, kerjaanya cuma farming tanpa peduli tower. Farming sih boleh, tapi harus fokus turret, karena turret lebih penting daripada monster hutan. Buat kalian yang masih pemula, sebaiknya kalian mulai dari sekarang harus pintar pintar farming. Kalian harus tau kapan ke hutan dan kapan harus jaga turret. Sedikit tips, jika kalian mau ke hutan, bunuhlah minion yang menuju ke turret kita, agar lebih aman. Selanjutnya kalian farming di hutan secepat mungkin, lalu balik jaga turret lagi. Ulangi hal tersebut terus menerus, maka kalian gak bakalan kalah level dan gold, bahkan bisa dapat level dan gold tertinggi. Nah untuk lebih jelas dan rincinya, bisa kalian simak

5). Tidak Buta Map 
Buta map maksudnya itu, tidak pernah melihat map kecil di pojok kiri atas. Sehingga orang yang buta map tidak akan tau bahwa mungkin ada hero lawan yang didekatnya yang ingin nge-kill. Parahnya lagi, player yang buta map pasti tidak tau kondisi turret diserang, sehingga sering kecolongan tower. Ya pastinya ini sangatlah merugikan team, dan Player yang buta map sangat dibenci Pro player ML. Tak hanya itu, player buta map rata rata tidak tau kondisi team, sehingga jarang membantu team saat war kecil. Intinya, selain kalian harus melihat hero kalian, kalian harus melihat Map secara terus agar kalian tidak kecolongan tower, bisa bantu team dan gak keciduk. Jika kalian orang yang cerdik, kalian bisa melihat respawn monster hutan lawan, yang bisa kalian curi agar menambah gold dan level.

6). Perhatikan selalu tanda peringatan
Selain tidak buta map, hal yang harus kalian lakukan yaitu perhatikan selalu tanda peringatan. Tanda peringatan ada 3, yaitu retreat (mundur), attack (serang), dan gather (berkumpul). Letaknya ada di pojok kanan agak atas. Tanda tersebut merupakan perintah dari teman, untuk melakukan suatu hal sesuai tombol. Nah ini juga penting sekali, agar kalian semakin kompak dengan team kalian.

Misalnya pas war dan team kita banyak yang mati klalu kita disuruh untuk retreat, ya kita langsung mundur. Apabila ada musuh yang nyelonong sendiri, lalu teman kita ngasih perintah attack, ya kita ikut nyerang juga. apabila ada yang minta bantuan lalu dia mencet gather, ya kita bantu. Itulah sedikit gambaran mengenai tanda peringatan. Intinya kalian harus peka apabila ada tanda tanda tersebut, dan jika kita diperintah ya ikuti saja.

7). Jangan Saling hina
Kebanyakan player indo yang tiernya masih bawahan, sering sekali saling hina gara gara ada teman yang agak Noob atau ada yang nyampah buff. Jika kalian seperti itu, maka hentikan kabiasaan kalian untuk hina orang lain. ada beberapa alasan kalian tidak boleh saling hina, meskipun dalam keadaan apapun.

Bisa bikin teman yang kita hina jadi Afk (keluar dari match). Bila kalian ngehina orang, eh orang tersebut baper. Pasti dia langsung afk atau cuma diem di base. Jadinya match bakalan 4vs5, jika seperti itu kemungkinan besar team kalian bakal kalah
Bisa bikin kerjasama antar player jadi hancur. Sehingga misalnya saat kalian diserang, orang yang kalian hina bakal gak mau ngebantu kalian. Atau misalnya saat war, orang yang kalian hina bakal main sesuka hatinya dan gak peduliin team.
Kalian bakal kena Report. Jika kalian hina menggunakan kata kata kasar, mungkin kalian akan direport oleh player lain. Jika kalian terus terusan direport, bukan tidak mungkin kalian bakal kena banned dari ML.

8). Fokus hancurin Turret, bukan fokus kill Musuh
Saat match, usahakan kalian selalu push tower/hancurin tower. Jangan cuma kill dan kill doang, yang ada nanti game bakal lama dan mungkin akan kena comeback dari lawan. Gunakan strategi berikut, pertama kill lawan yang lagi jaga turret (jangan lupa untuk minta bantuan teman), setelah lawan mati, jangan jungle dulu! hancurin turretnya lebih dahulu. Atau bagusan lagi bila kalian curi turret lawan, dengan cara meminta bantuan teman untuk mengalihkan perhatian, lalu kalian diam diam push tower.

9). Kalian AFK = Dapat Dosa
Emang apa hubunganya Afk dengan dosa? gini gini.. logikanya jika kalian Afk, maka kalian akan menyusahkan dan merugikan orang lain. jika kalian menyusahkan dan merugikan orang lain, maka akan mendapat dosa. Emang menyusahkan dan merugikan orang lain dapat dosa? iya lah bro, masa menyusahkan dan merugikan orang lain bisa dapet pahala. Lagipula, menyusahkan dan merugikan itu kebalikanya dari membantu. Tak hanya dapat dosa, kalian juga bakal mendapatkan keburukan keburukan berikut

Kalah match. Jika ada player yang afk 80% match akan berakhir Menang, Menang...ngis maksudnya. Karena match bakal jadi 4vs5 yang tentunya gak seimbang kekuatanya.
Bintang berkurang. Gua sering heran kenapa ada aja player yang afk saat Ranked, klo kalian main ranked lalu Afk, sama saja kalian membuang buang bintang + dapet dosa, Miris sekali. Ingat! Player yang Noob memanglah sampah, tapi orang yang AFK lebih buruk dari sampah. Jadi sesulit apapun lawanya, seburuk apapun keadaanya kalian tidak boleh AFK, masih ada kemungkinan untuk Epic comeback dan memenangkan match
.Winrate, Kda dll bakal hancur. Jika kalian AFK pasti kalian bakal nyelonong kesana kemari ngikutin hero teman tanpa dikendalikan. Sehingga jika ada hero lawan, hero kalian tidak bisa berbuat apa apa dan pastinya mati. Tentunya kalian bakah jadi feeder yang memiliki kda minus.
Kena Report. Jika kalian afk, tentunya team dan lawan kalian tidak tinggal diam. Mereka pasti bakal report kalian bareng bareng. Jadinya skor kredit bisa hilang hingga 10 lebih. Selain itu, jika terus terusan kena report, kemungkinan kalian bakal kena banned.

10). Selalu Main Bareng (Mabar)
Mabar merupakan salah satu cara agar kalian bisa menang terus saat match. Baca juga, .Dengan mabar, kalian bisa terhindar dari bocah dan noob player. Namun, jangan asal mabar yah, pastikan orang yang kalian ajak mabar tersebut adalah player yang pro/agak pro agar tidak jadi beban team. Bagi para player yang pemula, saat rank kalian tidak bisa mabar dengan 4 orang. kalian hanya bisa mabar ber-2,3 atau 5 orang saja. Kecuali kalau di classic kalian bisa bermain ber-4

Sumber : kaskus.co.id 

Friday, December 18, 2015

Sistem Moneter Internasional
Sistem moneter dunia yang terbentuk melalui persetujuan-persetujuan Bretton Woods memunculkan dollar AS sebagai mata uang internasional dalam pasar ekonomi global paska Perang Dunia menggantikan poundsterling Inggris. Dengan itu kemudian AS mencetak uang kertas dollarnya melebihi jumlah emas yang ada. Hal ini mengakibatkan AS mendapatkan keuntungan sepihak sepanjang dunia mempercayai dollar. Di tengah kepercayaan dunia yang mulai goyah, akhirnya pada 15 Agustus 1971, Presiden AS Richard Nixon mengakhiri sistem yang membuat dollar dapat ditukar dengan emas dan sejak itulah berakhir sistem Bretton Woods. Sistem baru kemudian muncul ketika minyak bumi berfungsi sebagai emas. Sistem petro-dollar ini merupakan instrumen untuk tetap mengekalkan hegemoni dan keuntungan bagi AS. Tetapi konfigurasi sistem moneter internasional semacam ini tidak dapat bertahan terus menerus karena bertentangan dengan hukum moral, utamanya prinsip-prinsip kejujuran, keadilan, dan kebebasan.
   karena 70% stok emas dunia paska Perang Dunia II berada di tangan Amerika Serikat (AS), maka AS berani menentukan bahwa dollar AS sebagai mata uang internasional yang dikaitkan dengan emas.Hal ini misalnya terdapat dalam misalnya seperti yang tercantum pada IMF Articles of Agreement Pasal XXXI, Bagian 2 (d); IBRD Articles of Agreement Pasal II, Bagian 2 (a); Pasal XI, Bagian 2 (d); IDA Articles of Agreement Pasal 2, Bagian 2 (b); IFC Articles of Agreement Pasal 2, Bagian 2 (a), (b), Bagian 3 (c); dan Convention Establishing the MIGA Pasal 5 (a). Hanya dollar AS yang dapat ditukarkan dengan emas dengan kurs 1 ounce (=28,35 gram) emas seharga 35 dollar AS (Suwartoyo 1992, 321). Berdasarkan aturan ini, seluruh mata uang di dunia tidak dapat menukar emasnya begitu saja dengan emas, akan tetapi mereka harus mengaitkan mata uangnya pada dollar AS. Konsekuensi utama dari kebijakan ini adalah AS mendominasi dan mengatur mata uang dunia hingga tanpa diragukan lagi mereka menjadi negara adidaya.
   karena AS merupakan satu-satunya negara yang mengaitkan kembali mata uangnya dengan emas maka mereka dapat mencetak uang terus menerus tanpa batas. Dengan kata lain, jumlah uang yang beredar tidak lagi disesuaikan dengan persediaan emas yang mereka miliki. Mereka dengan mudah dapat menciptakan kekayaan dari sesuatu yang tiada. Sistem Bretton Woods ini berakhir bulan Agustus 1971 ketika Presiden AS Richard Nixon melepaskan kaitan dollar dengan emas.

Pertanyaannya, dari ketiga sistem moneter (Fixed Exchange Rate System, Floating Exchange Rate System dan Pegged Exchange Rate System) , manakah yang sesuai dengan konsep ekonomi Islam? Beberapa argumen muncul. Yang paling dianggap benar, namun sering dianggap radikal bahkan oleh pengusung ekonomi Islam sendiri adalah kembali menggunakan mata uang fisik dinar dan dirham (full bodied money). Yang moderat mengusulkan supaya mata uang sekarang agar di-backup dengan emas sebagaimana Bretton Woods. Sedangkan yang paling lunak adalah sebagaimana seperti adanya sekarang, hanya bagaimana pemerintah mengatur supaya tidak ada lagi unsur maghrib (masyir ‘spekulasi’, gharar ‘penipuan’ dan riba) dalam sistem moneter yang berlaku. Dari ketiga usulan itu, penulis dengan tegas menolak yang disebutkan terakhir berdasarkan kenyataan bahwa sistem moneter yang ada sekarang memungkinkan pihak yang mengejar keuntungan pribadi melakukan aksi maghrib tersebut. Terbukti, betapapun pemerintah menghimbau para spekulan, aksi spekulasi di bursa valas masih tetap gencar.
Adapun alternatif yang pertama, saat ini akan (masih) sulit diwujudkan. Kesulitan ini terutama karena dinar dan dirham—meski sebenarnya merupakan mata uang dari luar Islam yaitu Romawi dan Persia—telah dicitrakan sebagai mata uang Islam. Menurut penulis, seandainya negara-negara Islam mengusulkan kepada dunia untuk menggunakan dinar dirham, akan banyak penolakan terutama Barat yang phobia terhadap Islam. Dengan begitu, peluang terbesar ada pada usulan moderat, yaitu agar mata uang-mata uang sekarang kembali di-backup dengan emas—tentu dengan beberapa penyempurnaan dari system sebelumnya (Bretton Woods). System inilah yang oleh kalangan barat ingin kembali digulirkan yang dikenal dengan istilah Bretton Woods II

Wednesday, November 19, 2014

Makalah Akuntansi Keuangan (Piutang Dagang & Piutang Wesel)


PENDAHULUAN
Penjualan barang atau jasa adalah sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara kredit. Sudah pasti perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain para konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit menimbulkan adanya piutang atau tagihan. Transaksi kredit paling sedikit melibatkan dua pihak kreditur (pihak yang menjual barang atau jasa dan memperoleh piutang) dan debitur (pihak yang melakukan pembelian dan berutang).
Makalah ini membahas tentang Akuntansi Keuangan yang didalamnya mencakup :
1.      Piutang Dagang & Piutang Wesel.
2.      Penghapusan Piutang tak tertagih.
3.      Perhitungan Bunga Wesel  & Tanggal jatuh tempo.
4.      Perhitungan Nilai jatuh tempo Diskonto ke Bank.
5.      Jumlah yang diterima dari Wesel yang di diskontokan.
Yang lebih jelasnya akan dijabarkan pada bagian pembahasan.
PEMBAHASAN
PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL
1.      Pengertian Piutang
Piutang adalah suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa yang akan datang. (Harngren dan Harison,1997 : 42)
Piutang timbul karena adanya penjualan secara kredit kepada perusahaan lain.
2.      Jenis-Jenis Piutang
Pada umumnya piutang di klasifikasikan menjadi piutang dagang / piutang usaha, piutang wesel dan piutang lain-lain.
a.       Piutang dagang / piutang usaha
Piutang dagang adalah perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur pesanan. Biasanya piutang dagang tidak melibatkan bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu (Jay M. Smith dan K. Fred Skousen,1987 : 287)
b.      Piutang wesel
Piutang wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar (yang berutang) untuk membayar sejumlah uang seperti yang tertera dalam surat tersebut pada waktu yang telah di tentukan di masa yang akan datang. Jangka waktu pada piutang wesel pada umumnya paling sedikit 60 hari.
c.       Piutang lain-lain
Piutang lain-lain meliputi piutang non usaha seperti pinjaman kepada pejabat perusahaan, pinjaman kepada karyawan maupun pinjaman kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan usaha (Slamet Sugiri, 2009 : 43)
Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel (Al Haryono Jusup, 2005 : 53)
3.      Perbedaan masing-masing jenis piutang
Piutang dagang/usaha
Piutang wesel
Piutang lain-lain
Jangka waktu kurang dari 1 tahun
2/10, n/30
Jangka waktu bermacam-macam tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari
Jangka waktu lebih dari satu tahun atau termasuk dalam piutang jangka panjang.
Dimasukkan  dalam aktiva lancar
Bagian yang jatuh temponya dalam waktu 1 tahun diperlakukan sebagai aktiva lancar, sedangkan yang lebih dari satu tahun piutang jangka panjang
Pada umumnya termasuk dalam piutang jangka panjang.
Berkaitan dengan operasi utama perusahaan sehingga harus dapat ditagih
Mensyaratkan adanya jaminan sehingga jika saat jatuh tempo tidak dapat melunasi maka jaminan tersebut dapat dijual
Tidak berkaitan dengan operasi sehari-hari dan biasanya dilaporkan dineraca sebagai kelompok aktiva tidak lancar.
I.                    PIUTANG DAGANG
Hal-hal yang berkaitan dengan piutang dagang adalah :
1.      Pengakuan Piutang Dagang
Piutang dagang diakui/dicatat pada saat :
a.       Perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya penjualan kredit.
b.      Terjadinya retur dan potongan penjualan.
c.       Adanya pelunasan.
Misal :
PT. ABC pada tanggal 14 Januari 2013 menjual barang dagangan kepada PT. Sentosa seharga Rp. 20.000.000 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 16 Januari 2013 ada beberapa barang yang cacat sehingga dikembalikan kepada PT. ABC. Bila dihitung barang yang dikembalikan tersebut sebesar 1.000.000. Pada tanggal 24 PT. ABC menerima pelunasan dari PT. Sentosa sebesar saldo tagihannya. Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
Januari 14  Piutang dagang             20.000.000
                                    Penjualan                     20.000.000
                        (Untuk mencatat adanya piutang karena penjualan kredit)
Januari 16  Retur penjualan                       1.000.000
                                                            1.000.000
                        (Untuk mencatat adanya retur penjualan)
Januari 24  Kas                              18.620.000
                  Potongan penjualan           380.000 (2 % x 19.000.000)
                                    Piutang dagang             19.000.000
                        (Untuk mencatat adanya pelunasan piutang)
Catatan : Potongan biasanya diberikan oleh produsen kepada distributor/grosir atau dari grosir kepada pengecer dan jarang diberikan dari pengecer ke konsumen. 
2.      Penilaian Piutang Dagang
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam neraca sebesar nilai kas bersih (neto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah piutang setelah dikurangi Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih (CKP) .
Contoh penyajian di neraca :
Aktiva Lancar
            Piutang dagang                                                 Rp. 10.000.000
            (-) Cadangan kerugian piutang (CKP) Rp.   1.000.000 -
            Nilai realisasi bersih                             Rp.   9.000.000
Penghapusan piutang / Kerugian Piutang
Piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu seluruhnya dapat ditagih. Hal ini disebabkan karena debitur tidak mau membayar utangnya, tidak mampu membayar atau dinyatakan bangkrut, tidak diketahui keberadaannya dsb. Piutang usaha yang tidak dapat ditagih biasanya dinamakan kerugian piutang dan dalam akuntansi dicatat dalam akun kerugian piutang.
Terdapat dua metode yang digunakan untuk mencatat adanya kerugian piutang yaitu :
a.       Metode cadangan (Allowance method)
Adalah metode yang digunakan oleh suatu perusahaan yang menyisihkan piutang dagangnya sebagai cadangan piutang ragu-ragu atau cadangan piutang tak tertagih (Allowance for bad debts/provisions for doubtful accounts).
Metode ini digunakan apabila kerugian piutang cukup besar jumlahnya. Tiga hal yang penting berkaitan dengan metode cadangan yaitu :
·         Piutang yang tidak tertagih ditaksir jumlahnya terlebih dahulu, dan diakui sebagai biaya pada periode penjualan, bila piutang tak tertagih berasal dari tahun 2012 maka kerugian piutang diakui pada tahun 2012 juga.
·         Taksiran kerugian piutang dicatat dengan mendebet kerugian piutang dan mengkredit cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian.
·         Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang usaha pada saat suatu piutang itu dihapus dari pembukuan.
Pendukung metode penghapusan tidak langsung (allowance method) merasa yakin bahwa beban piutang tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan perbandingan yang tepat atas beban dan pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatat yang tepat atas nilai piutang. Walaupun melibatkan estimasi namun persentase piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari pengalaman masa lalu, kondisi pasar berjalan dan analisis dari saldo yang beredar. Banyak perusahaan membuat kebijakan kreditnya dengan menciptakan piutang tak tertagih dalam persentase tertentu.
b.      Metode penghapusan langsung (Direct write off method)
Adalah metode penghapusan piutang langsung dihapus dari saldo piutang perusahaan jika piutang tersebut telah benar-benar tidak dapat ditagih setelah dilakukan upaya-upaya penagihan. Dalam metode ini perusahaan tidak perlu melakukan taksiran atas kerugian piutang sehingga rekening cadangan kerugian piutang tidak digunakan.
Apabila suatu piutang diyakini tidak dapat ditagih lagi, maka kerugian atas piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang.
Dalam metode ini, rekening kerugian piutang hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang sesungguhnya diderita dan piutang dagang akan dilaporkan dalam neraca sejumlahnya brutonya, selain itu kerugian seringkali dilaporkan pada periode yang berbeda dari periode penjualannya sehingga tidak dapat memberikan gambaran tentang nilai piutang bersih yang dapat direalisasi, oleh karena itu metode ini tidak diakui untuk pelporan keuangan kecuali bila kerugian piutangnya jumlahnya tidak material/kecil.
Contoh soal :
Pada Juli 2011 PT. Hokindo melakukan penjualan kredit kepada PT. Agung sebesar Rp. 10.000.000. Hingga akhir tahun 2011 terdapat piutang sebesar Rp. 500.000 yang belum dapat ditagih. Manajemen memperkirakan Rp. 100.000 tidak akan dapat ditagih. Pada bulan Juli 2012 bagian penagihan menyatakan bahwa piutang sebesar Rp. 50.000 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya dari PT. Agung. Secara tidak terduga pada bulan Oktober 2012 PT. Agung melakukan pelunasan utangnya yang belum terbayar.
Diminta :
Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas baik dengan metode cadangan maupun dengan metode penghapusan langsung
!
Metode Cadangan
Metode Penghapusan Langsung
Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang :
Kerugian Piutang     100.000
                  CKP                          100.000
Dalam metode ini tidak dilakukan taksiran atas kerugian piutang
Pencatatan Penghapusan Langsung :
CKP                            50.000
         Piutang dagang               50.000
Pencatatan Penghapusan Langsung :
Kerugian Piutang               50.000
         Piutang dagang                     50.000
Penerimaan kembali piutang yang sudah dihapus :
Piutang dagang         50.000
         CKP                                    50.000
(Untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus)
Kas                              50.000
         Piutang dagang               50.000
(Untuk mencatat penerimaan kas)
Penerimaan kembali piutang yang sudah dihapus ;
Piutang dagang                 50.000
         Kerugian Piutang                  50.000
(Untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus)
Kas                              50.000
         Piutang dagang               50.000
(Untuk mencatat penerimaan kas)
Metode Penaksiran Piutang Tak Tertagih /Kerugian Piutang
Terdapat tiga metode untuk menaksir piutang yang tidak tertagih yaitu :
1.      Persentase Penjualan
Dalam metode ini perusahaan menetapkan persentase dari jumlah penjualan kredit untuk menaksir kerugian perusahaan akibat adanya piutang yang tidak tertagih.
Persentase didasarkan pada kebijakan kredit perusahaan dan pengalaman pada waktu lalu.
Contoh :
PT. Hokindo menetapkan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih adalah sebesar 1% dari penjualan kredit bersih. Apabila jumlah penjualan kredit selama tahun 2011 adalah sebesar Rp. 100.000.000 maka kerugian piutang ditaksir sebesar (1 % x 100.000.000 = 1.000.000).
Jurnal untuk mencatat kerugian piutang tersebut adalah :
Des 31       Kerugian Piutang         1.000.000
                              CKP                                         1.000.000
(Untuk mencatat kerugian piutang tahun ini)
Apabila jumlah piutang yang dihapus (kerugian piutang sesungguhnya) berbeda cukup besar bila dibandingkan dengan jumlah yang ditaksir, maka persentase untuk tahun berikutnya harus dirubah.
Jika pada rekening CKP sampai akhir tahun bersaldo kredit sebesar Rp. 250.000 maka saldo CKP setelah penyesuaian adalah Rp. 1.250.000 (Rp. 1.000.000 + Rp. 250.000) begitu pula sebaliknya.
2.      Persentase Saldo Piutang
Dalam metode ini saldo piutang pada akhir periode dapat digunakan sebagai dasar untuk menaksir piutang usaha yang tidak dapat ditagih.
Contoh :
PT. Hokindo pada tanggal 31 Desember 2011 mempunyai saldo piutang usaha sebesar Rp.50.000.000. Taksiran piutang usaha yang tak tertagih sebesar 5 % dari saldo piutang usaha yaitu sejumlah (5 % x 50.000.000 = 2.500.000). Untuk menghitung kerugian piutang harus memperhatikan saldo rekening CKP sebelum penyesuaian. Jika salso CKP sebelum penyesuaian bersaldo nol maka jumlah kerugian piutang sebesar Rp. 2.500.000 dan jurnal penyesuaiannya adalah:
Des 31       Kerugian Piutang         2.500.000
                              CKP                                         2.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)
Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo kredit sebesar Rp. 1.250.000 maka kerugian piutang sebesar Rp. 1.250.000 (Rp. 2.500.000 - Rp. 1.250.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
   Des 31    Kerugian Piutang         1.250.000
                              CKP                                         1.250.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)
Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo debet sebesar Rp. 1.000.000 maka kerugian piutang sebesar Rp. 3.500.000 (Rp. 2.500.000 + Rp. 1.000.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
   Des 31    Kerugian Piutang         3.500.000
                              CKP                                         3.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)
3.      Analisa Umur Piutang
Dalam metode ini, perusahaan membuat daftar umur piutang pelanggan dengan membuat kelompok umur piutang berdasarkan masa lewat waktu dari jatuh tempo piutang dan juga menetapkan persentase taksiran kerugian piutang yang didasarkan pada kebijakan dan pengalaman masa lalu terhadap total masing-masing kelompok umur piutang.
Biasanya suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin lama, maka tingkat kemungkinan tak tertagihnya juga semakin besar.
Contoh analisa umur piutang adalah sebagai berikut :
Untuk piutang yang belum jatuh tempo, 2 % tak tertagih. Untuk piutang yang jatuh tempo kurang dari 30 hari, 5 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 31 hari sampai 60 hari, 10 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 61 hari sampai 90 hari, 25 % tak tertagih. Piutang yang jatuh tempo diatas 90 hari, 50 % tak tertagih. 
Analisa Umur Piutang
PT. Hokindo
Per 31 Desember 2011
(dalam rupiah)
No
Pelanggan
Jumlah
Belum Jatuh Tempo
Jumlah
Hari Lewat
Waktu
Jatuh Tempo
1-30
31-60
61-90
> 90
1
A
25.000
15.000
10.000
2
B
18.000
7.000
11.000
3
C
42.000
35.000
6.000
1.000
4
D
10.000
10.000
5
E
25.000
25.000
6
F
20.000
12.000
8.000
7
G
25.000
15.000
5.000
5.000
Total
165.000
104.000
50.000
6.000
5.000
Berdasarkan tabel analisa umur piutang, maka kita dapat menentukan besarnya jumlah piutang tak tertagih sebagai berikut :
Status Piutang                     Saldo               %  tak tertagih              Piutang tak tertagih
Belum JT                Rp. 104.000.000                      2 %                  Rp. 2.080.000
Sudah JT :
1-30                                    Rp.    50.000.000                     5 %                  Rp. 2.500.000
31-60                      Rp.      6.000.000                     10 %                Rp.    600.000
61-90                      Rp.      5.000.000                     25 %                Rp. 1.250.000 +
                                                                   Total                            Rp. 6.430.000
  Des 31     Kerugian Piutang         6.430.000
                              CKP                                         6.430.000
3.      Pengalihan Piutang Dagang
Pengalihan piutang adalah perusahaan mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya kepada pihak lain (lembaga keuangan, bank dan pegadaian piutang) dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya.
Alasan perusahaan menjual ataupun mengalihkan piutangnya karena :
a.       Situasi dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dan tingginya tingkat bunga sehingga piutang yang dimiliki perusahaan sedapat dan secepat mungkin harus dapat dirubah menjadi kas.
b.       Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang juga memerlukan biaya sehingga perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas dapat diterima lebih cepat.
Adapun jenis pengalihan piutang antara lain :
·         Penjualan piutang
Piutang usaha dapat dijual kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada saat menjual piutang perusahaan harus memberitahu perusahaan debitur (yang berutang) agar membayar utangnya kepada pembeli piutang. Resiko tidak tertagihnya piutang ditanggung oleh pihak pembeli piutang. Pembeli piutang biasanya akan menahan sebagian dari harga beli piutang untuk menjaga kemungkinan adanya retur penjualan, potongan penjualan dan lain-lain yang akan mengurangi hasil penagihan piutang.
Misal :
Pada tanggal 10 Agustus 2011 PT. Hokindo menjual piutang usahanya yang bernilai Rp. 2.500.000 kepada Bank BCA. Harga jual piutang usaha tersebut adalah Rp. 2.250.000. CKP pada tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp. 150.000. Untuk berjaga-jaga Bank BCA menahan 10 % dari harga jual piutang usaha. Maka :
Piutang yang diperkirakan dapat ditagih adalah : Rp. 2.350.000 (Rp. 2.500.000 – Rp. 150.000)
Rugi atas penjualan piutang usaha Rp. 100.000 (Rp. 2.350.000 – Rp. 2.250.000)
Pembayaran yang ditahan oleh Bank adalah Rp. 225.000 (10 % x Rp. 2.250.000)
Kas                        Rp. 2.025.000
Kas ditahan                        Rp.     225.000
      Piutang usaha yang dijual        Rp. 2.250.000
·         Penggadaian/penjaminan piutang
Piutang usaha dapat dijaminkan untuk memperoleh pinjaman uang dari bank atau lembaga keuangan lainnya.Penagihan piutang usaha yang dijaminkan tetap dilakukan oleh perusahaan peminjam. Hasil penagihan tersebut kemudian digunakan untuk membayar pinjaman ke Bank. Jika pinjaman sudah lunas sisa piutang usaha menjadi milik peminjam.
Misal :
Pada tanggal 1 Mei 2005 PT. Hokindo memperoleh pinjaman dari Bank BCA dengan jaminan piutang usaha sebesar Rp. 2.000.000. Pinjaman yang diterima 90 % dari piutang yang dijaminkan dipotong biaya administrasi Rp. 25.000. Bunga pinjaman 18 % setahun. Jumlah pinjaman Rp. 1.800.000 (90 %  x Rp. 2.000.000). Pinjama yang diterima Rp. 1.775.000 (Rp. 1.800.000 – Rp. 25.000).Jurnal yang dibuat :
Kas                        Rp. 1.775.000
Biaya adm             Rp.       25.000
      Utang Bank                              Rp. 1.800.000
(Untuk mencatat pinjaman ke Bank)
Piutang usaha yang dijaminkan      Rp. 2.000.000
      Piutang usaha                                       Rp. 2.000.000
(Untuk mencatat piutang usaha yang dijaminkan ke Bank)
Pada saat menerima pembayaran piutang usaha yang dijaminkan tersebut, jurnal yang dibuat adalah jurnal untuk mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan dan jurnal untuk mencatat pembayaran pinjaman.
Misal :
Pada tanggal 31 Mei 2005 PT. Hokindo menerima pembayaran piutang yang dijaminkan sebesar Rp. 1.500.000. Bunga bulan Mei sebesar Rp. 30.000 (Rp. 2.000.000 x 18 % x 1/12) sehingga jumlah uang yang dibayar ke Bank sebesar Rp. 1.530.000 (Rp. 1.530.000 + 30.000). Jurnal yang dibuat :
Kas                        Rp. 1.500.000
      Piutang usaha yang dijaminkan                        Rp. 1.500.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang  yang dijaminkan)
Utang bunga          Rp. 1.500.000
Biaya bunga           Rp.       30.000
      Kas                              Rp. 1.530.000
(Untuk mencatat pembayaran pinjaman)
Jika terdapat retur atau penghapusan piutang maka saldo piutang yang dijaminkan harus dikurangi. Misal tanggal 5 Juni 2005 PT. Hokindo menerima kembali barang dagangan yang telah dijual sebesar Rp. 50.000. Jurnal yang dibuat :
Retur penjualan                 Rp. 50.000
      Piutang usaha yang dijaminkan                        Rp. 50.000
·         Penjualan dengan kartu kredit.
Penjualan dengan kartu kredit terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu : Penjual, Penerbit Kartu Kredit dan Pembeli.
Penjualan dengan kartu kredit bagi penjual diperlakukan sebagai penjualan kredit. Piutang yang timbul bukan kepada pembeli tetapi kepada penerbit kartu kredit.
Misal :
Butik Syahmina menerima pembayaran dengan kartu kredit sebrsar Rp. 1.000.000 atas baju, kebaya, dan jilbab yang dibeli oleh seorang pembeli yang menggunakan American Express. Biaya jasa yang diberikan kepada penerbit kartu kredit sebesar 5 % (Rp. 1.000.000 x 5 % = Rp. 50.000) dari jumlah transaksi sehingga jumlah yang dibayar oleh American Express sebesar Rp. 950.000 (Rp. 1.000.000 – Rp. 50.000). Jurnal untuk transaksi tersebut diatas adalah :
Piutang dagang                   Rp. 1.000.000
      Penjualan                                 Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penjualan dengan kartu kredit)
Kas                                    Rp.     950.000
Biaya jasa kartu kredit       Rp.       50.000
      Piutang dagang                         Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penerimaan pembayaran dari penerbit kartu kredit)
II.                 PIUTANG WESEL
Piutang wesel dibedakan menjadi dua:
1.      Piutang wesel tidak berbunga
2.      Piutang wesel berbunga
PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG WESEL
Sama dengan Piutang dagang, prosedur akuntansi bagi Piutang wesel dapat dibagi:
1.      Saat terjadinya Piutang wesel/pengakuan Piutang wesel
2.      Penilaian Piutang wesel/saat Piutang wesel dimiliki
3.      Lenyapnya Piutang wesel
Sebelum membahas prosedur akuntansi bagi Piutang wesel. Akan diperkenalkan dua istilah yang belum ada dalam Piutang dagang.
A. TANGGAL JATUH TEMPO/MATURITY DATE
Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam bulan, tanggal jatuh tempo dicari dengan menghitung bulan dari tanggal penerbitannya.
Contoh: JT Piutang wesel 3 bulan sejak 1 Mei à1 Agustus
                                    JT Piutang wesel 2 bulan sejak 31 Juli à 30 September
Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam hari, perlu untuk menghitung secara pasti jumlah hari untuk menentukan tanggal jatuh tempo. Dalam perhitungan, tanggal penerbitan wesel dihilangkan tetapi tanggal jatuh tempo dimasukkan.
Contoh: Tanggal JT Piutang wesel 90 hari sejak 28 Agustus?
                        Waktu wesel---------------------------à 90 hari
                        Agustus (31-28)                      =   3
                        September                               = 30               
Oktober                                   = 31    
                                                   64
                        Tanggal JT à November                       26
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa bulan Agustus hanya dihitung 3 hari, karena wesel tertanggal 28 Agustus. September penuh. Oktober penuh. Namun November hanya dihitung 26 hari untuk mencukupkan total hari jadi 90 hari. 
B. PERHITUNGAN BUNGA DARI PIUTANG WESEL
Rumus utama dalam penghitungan bunga:









Nilai nominal
wesel
   X

Tingkat bunga  Setahun
   X
Jangka waktu
dlm pecahan
setahun
    =
Bunga
Apabila umur wesel dinyatakan dalam hari à dibagi 360
Apabila umur wesel dinyatakan dalam bulan àdibagi 12
I.                   AKUNTANSI TERJADINYA PIUTANG WESEL
Penyebab terjadinya Piutang wesel:
1.      Penjualan kredit
·  Jurnal:
Piutang wesel
XXX
               Penjualan
                 XXX
2.      Pemberian pinjaman
·  Jurnal:
Piutang wesel
XXX
               kas
                 XXX
3.      Perubahan dari Piutang dagang
·  Jurnal:
Piutang wesel
XXX
             PiutANG dagang
                 XXX
II.                BUNGA WESEL
·  Jurnal:
kas
XXX
      piutang wesel
         XXX
      pendapatan bunga
         XXX
III.             DISKONTO PIUTANG WESEL
Seperti Piutang dagang, piutang wesel dilaporkan sebesar Nilai Realisasi Bersih Kas.
Rekening cadangan kerugian piutang weselà CKP.
Penilaian untuk Piutang wesel sama dengan Piutang dagang.
Saat dimilikinya Piutang wesel, kemungkinan Piutang wesel dijual (didiskontokan) ke bank, artinya: meminjam uang ke bank dengan menggunakan jaminan wesel yang dimiliki.
Perhitungan diskonto:
Diskonto   =  Nilai JT x Tarif diskonto x Periode diskonto
Diskonto à pengurangan oleh bank atas pinjaman yang diberikan selama waktu diskonto.
·  Jurnal:
kas
XXX
      pw.didiskontokan
         XXX
Atau:
Jurnal:
kas
XXX
BUNGA DISKONTO
XXX
     PW.DIDISKONTOKAN
          XXX



PENYAJIAN PIUTANG DI NERACA
ILUSTRASI PIUTANG WESEL
Sebuah wesel tanggal 5 Agustus 2006 dengan nominal Rp. 30.000.000, Bunga 3 %, 60 hari. Didiskontokan ke Bank pada tanggal 5 September 2006 dengan tingkat diskonto 5 %. Hitung jumlah yang diterima dari wesel yang di diskontokan !
Jawab :    
Bunga = Rp. 30.000.000 x 3 % x 60/360 = Rp. 150.000
Jadi, nilai jatuh tempo wesel adalah Rp. 30.150.000 (Rp. 30.000.000 + Rp. 150.000)
            Tanggal JT Piutang wesel 60 hari sejak 28 Agustus
                        Waktu wesel---------------------------à 60 hari
                        Agustus (31-5)                       =  26
                        September                            =  30               
            56
                        Tanggal JT à Oktober                                     4
Perhitungan diskonto:
Wesel didiskontokan ke Bank tanggal 5 September
                        September  (30-5)                  =  25               
                        Tanggal JT à Oktober          =   4
                                                                    = 29
Nilai Diskonto   =  Rp. 30.000.000 x 5 % x 29/360 = Rp. 120.833
Jumlah uang yang diterima = Rp. 30.150.000 – Rp. 120.833 = Rp. 30.029.167
Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel:
 Kas                              30.029.167
 Bunga Diskonto                 120.833
            PW. Didiskontokan                                    30.000.000
            Pendapatan Bunga                             150.000
PENUTUP
Dari penjelasan yang telah dijelaskan, maka diharapkan Makalah ini dapat di manfaatkan pembaca dalam memahami tentang Akuntansi Keuangan khususnya tentang “Piutang Dagang dan Piutang Wesel “. Selain itu penulis juga menyarankan untuk menerapkan apa yang baik dari Makalah ini dan juga mengingatkan penulis apa yang dianggap pembaca kurang baik dari Makalah ini. Sebagai penyusun, saya akui tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan. Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan Makalah selanjutnya. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
PENDAHULUAN
Penjualan barang atau jasa adalah sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara kredit. Sudah pasti perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain para konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit menimbulkan adanya piutang atau tagihan. Transaksi kredit paling sedikit melibatkan dua pihak kreditur (pihak yang menjual barang atau jasa dan memperoleh piutang) dan debitur (pihak yang melakukan pembelian dan berutang).
Makalah ini membahas tentang Akuntansi Keuangan yang didalamnya mencakup :
1.      Piutang Dagang & Piutang Wesel.
2.      Penghapusan Piutang tak tertagih.
3.      Perhitungan Bunga Wesel  & Tanggal jatuh tempo.
4.      Perhitungan Nilai jatuh tempo Diskonto ke Bank.
5.      Jumlah yang diterima dari Wesel yang di diskontokan.
Yang lebih jelasnya akan dijabarkan pada bagian pembahasan.
PEMBAHASAN
PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL
1.      Pengertian Piutang
Piutang adalah suatu aktiva yang timbul karena perusahaan menjual barangnya atau memberikan jasanya kepada para pelanggan dan menerima janji bahwa pelanggan akan memberikan sejumlah uang kepada perusahaan pada suatu waktu dimasa yang akan datang. (Harngren dan Harison,1997 : 42)
Piutang timbul karena adanya penjualan secara kredit kepada perusahaan lain.
2.      Jenis-Jenis Piutang
Pada umumnya piutang di klasifikasikan menjadi piutang dagang / piutang usaha, piutang wesel dan piutang lain-lain.
a.       Piutang dagang / piutang usaha
Piutang dagang adalah perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur pesanan. Biasanya piutang dagang tidak melibatkan bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu (Jay M. Smith dan K. Fred Skousen,1987 : 287)
b.      Piutang wesel
Piutang wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar (yang berutang) untuk membayar sejumlah uang seperti yang tertera dalam surat tersebut pada waktu yang telah di tentukan di masa yang akan datang. Jangka waktu pada piutang wesel pada umumnya paling sedikit 60 hari.
c.       Piutang lain-lain
Piutang lain-lain meliputi piutang non usaha seperti pinjaman kepada pejabat perusahaan, pinjaman kepada karyawan maupun pinjaman kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan usaha (Slamet Sugiri, 2009 : 43)
Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel (Al Haryono Jusup, 2005 : 53)
3.      Perbedaan masing-masing jenis piutang
Piutang dagang/usaha
Piutang wesel
Piutang lain-lain
Jangka waktu kurang dari 1 tahun
2/10, n/30
Jangka waktu bermacam-macam tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari
Jangka waktu lebih dari satu tahun atau termasuk dalam piutang jangka panjang.
Dimasukkan  dalam aktiva lancar
Bagian yang jatuh temponya dalam waktu 1 tahun diperlakukan sebagai aktiva lancar, sedangkan yang lebih dari satu tahun piutang jangka panjang
Pada umumnya termasuk dalam piutang jangka panjang.
Berkaitan dengan operasi utama perusahaan sehingga harus dapat ditagih
Mensyaratkan adanya jaminan sehingga jika saat jatuh tempo tidak dapat melunasi maka jaminan tersebut dapat dijual
Tidak berkaitan dengan operasi sehari-hari dan biasanya dilaporkan dineraca sebagai kelompok aktiva tidak lancar.
I.                    PIUTANG DAGANG
Hal-hal yang berkaitan dengan piutang dagang adalah :
1.      Pengakuan Piutang Dagang
Piutang dagang diakui/dicatat pada saat :
a.       Perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya penjualan kredit.
b.      Terjadinya retur dan potongan penjualan.
c.       Adanya pelunasan.
Misal :
PT. ABC pada tanggal 14 Januari 2013 menjual barang dagangan kepada PT. Sentosa seharga Rp. 20.000.000 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 16 Januari 2013 ada beberapa barang yang cacat sehingga dikembalikan kepada PT. ABC. Bila dihitung barang yang dikembalikan tersebut sebesar 1.000.000. Pada tanggal 24 PT. ABC menerima pelunasan dari PT. Sentosa sebesar saldo tagihannya. Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
Januari 14  Piutang dagang             20.000.000
                                    Penjualan                     20.000.000
                        (Untuk mencatat adanya piutang karena penjualan kredit)
Januari 16  Retur penjualan                       1.000.000
                                                            1.000.000
                        (Untuk mencatat adanya retur penjualan)
Januari 24  Kas                              18.620.000
                  Potongan penjualan           380.000 (2 % x 19.000.000)
                                    Piutang dagang             19.000.000
                        (Untuk mencatat adanya pelunasan piutang)
Catatan : Potongan biasanya diberikan oleh produsen kepada distributor/grosir atau dari grosir kepada pengecer dan jarang diberikan dari pengecer ke konsumen. 
2.      Penilaian Piutang Dagang
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam neraca sebesar nilai kas bersih (neto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah piutang setelah dikurangi Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih (CKP) .
Contoh penyajian di neraca :
Aktiva Lancar
            Piutang dagang                                                 Rp. 10.000.000
            (-) Cadangan kerugian piutang (CKP) Rp.   1.000.000 -
            Nilai realisasi bersih                             Rp.   9.000.000
Penghapusan piutang / Kerugian Piutang
Piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu seluruhnya dapat ditagih. Hal ini disebabkan karena debitur tidak mau membayar utangnya, tidak mampu membayar atau dinyatakan bangkrut, tidak diketahui keberadaannya dsb. Piutang usaha yang tidak dapat ditagih biasanya dinamakan kerugian piutang dan dalam akuntansi dicatat dalam akun kerugian piutang.
Terdapat dua metode yang digunakan untuk mencatat adanya kerugian piutang yaitu :
a.       Metode cadangan (Allowance method)
Adalah metode yang digunakan oleh suatu perusahaan yang menyisihkan piutang dagangnya sebagai cadangan piutang ragu-ragu atau cadangan piutang tak tertagih (Allowance for bad debts/provisions for doubtful accounts).
Metode ini digunakan apabila kerugian piutang cukup besar jumlahnya. Tiga hal yang penting berkaitan dengan metode cadangan yaitu :
·         Piutang yang tidak tertagih ditaksir jumlahnya terlebih dahulu, dan diakui sebagai biaya pada periode penjualan, bila piutang tak tertagih berasal dari tahun 2012 maka kerugian piutang diakui pada tahun 2012 juga.
·         Taksiran kerugian piutang dicatat dengan mendebet kerugian piutang dan mengkredit cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian.
·         Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang usaha pada saat suatu piutang itu dihapus dari pembukuan.
Pendukung metode penghapusan tidak langsung (allowance method) merasa yakin bahwa beban piutang tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan perbandingan yang tepat atas beban dan pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatat yang tepat atas nilai piutang. Walaupun melibatkan estimasi namun persentase piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari pengalaman masa lalu, kondisi pasar berjalan dan analisis dari saldo yang beredar. Banyak perusahaan membuat kebijakan kreditnya dengan menciptakan piutang tak tertagih dalam persentase tertentu.
b.      Metode penghapusan langsung (Direct write off method)
Adalah metode penghapusan piutang langsung dihapus dari saldo piutang perusahaan jika piutang tersebut telah benar-benar tidak dapat ditagih setelah dilakukan upaya-upaya penagihan. Dalam metode ini perusahaan tidak perlu melakukan taksiran atas kerugian piutang sehingga rekening cadangan kerugian piutang tidak digunakan.
Apabila suatu piutang diyakini tidak dapat ditagih lagi, maka kerugian atas piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang.
Dalam metode ini, rekening kerugian piutang hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang sesungguhnya diderita dan piutang dagang akan dilaporkan dalam neraca sejumlahnya brutonya, selain itu kerugian seringkali dilaporkan pada periode yang berbeda dari periode penjualannya sehingga tidak dapat memberikan gambaran tentang nilai piutang bersih yang dapat direalisasi, oleh karena itu metode ini tidak diakui untuk pelporan keuangan kecuali bila kerugian piutangnya jumlahnya tidak material/kecil.
Contoh soal :
Pada Juli 2011 PT. Hokindo melakukan penjualan kredit kepada PT. Agung sebesar Rp. 10.000.000. Hingga akhir tahun 2011 terdapat piutang sebesar Rp. 500.000 yang belum dapat ditagih. Manajemen memperkirakan Rp. 100.000 tidak akan dapat ditagih. Pada bulan Juli 2012 bagian penagihan menyatakan bahwa piutang sebesar Rp. 50.000 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya dari PT. Agung. Secara tidak terduga pada bulan Oktober 2012 PT. Agung melakukan pelunasan utangnya yang belum terbayar.
Diminta :
Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas baik dengan metode cadangan maupun dengan metode penghapusan langsung
!
Metode Cadangan
Metode Penghapusan Langsung
Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang :
Kerugian Piutang     100.000
                  CKP                          100.000
Dalam metode ini tidak dilakukan taksiran atas kerugian piutang
Pencatatan Penghapusan Langsung :
CKP                            50.000
         Piutang dagang               50.000
Pencatatan Penghapusan Langsung :
Kerugian Piutang               50.000
         Piutang dagang                     50.000
Penerimaan kembali piutang yang sudah dihapus :
Piutang dagang         50.000
         CKP                                    50.000
(Untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus)
Kas                              50.000
         Piutang dagang               50.000
(Untuk mencatat penerimaan kas)
Penerimaan kembali piutang yang sudah dihapus ;
Piutang dagang                 50.000
         Kerugian Piutang                  50.000
(Untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus)
Kas                              50.000
         Piutang dagang               50.000
(Untuk mencatat penerimaan kas)
Metode Penaksiran Piutang Tak Tertagih /Kerugian Piutang
Terdapat tiga metode untuk menaksir piutang yang tidak tertagih yaitu :
1.      Persentase Penjualan
Dalam metode ini perusahaan menetapkan persentase dari jumlah penjualan kredit untuk menaksir kerugian perusahaan akibat adanya piutang yang tidak tertagih.
Persentase didasarkan pada kebijakan kredit perusahaan dan pengalaman pada waktu lalu.
Contoh :
PT. Hokindo menetapkan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih adalah sebesar 1% dari penjualan kredit bersih. Apabila jumlah penjualan kredit selama tahun 2011 adalah sebesar Rp. 100.000.000 maka kerugian piutang ditaksir sebesar (1 % x 100.000.000 = 1.000.000).
Jurnal untuk mencatat kerugian piutang tersebut adalah :
Des 31       Kerugian Piutang         1.000.000
                              CKP                                         1.000.000
(Untuk mencatat kerugian piutang tahun ini)
Apabila jumlah piutang yang dihapus (kerugian piutang sesungguhnya) berbeda cukup besar bila dibandingkan dengan jumlah yang ditaksir, maka persentase untuk tahun berikutnya harus dirubah.
Jika pada rekening CKP sampai akhir tahun bersaldo kredit sebesar Rp. 250.000 maka saldo CKP setelah penyesuaian adalah Rp. 1.250.000 (Rp. 1.000.000 + Rp. 250.000) begitu pula sebaliknya.
2.      Persentase Saldo Piutang
Dalam metode ini saldo piutang pada akhir periode dapat digunakan sebagai dasar untuk menaksir piutang usaha yang tidak dapat ditagih.
Contoh :
PT. Hokindo pada tanggal 31 Desember 2011 mempunyai saldo piutang usaha sebesar Rp.50.000.000. Taksiran piutang usaha yang tak tertagih sebesar 5 % dari saldo piutang usaha yaitu sejumlah (5 % x 50.000.000 = 2.500.000). Untuk menghitung kerugian piutang harus memperhatikan saldo rekening CKP sebelum penyesuaian. Jika salso CKP sebelum penyesuaian bersaldo nol maka jumlah kerugian piutang sebesar Rp. 2.500.000 dan jurnal penyesuaiannya adalah:
Des 31       Kerugian Piutang         2.500.000
                              CKP                                         2.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)
Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo kredit sebesar Rp. 1.250.000 maka kerugian piutang sebesar Rp. 1.250.000 (Rp. 2.500.000 - Rp. 1.250.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
   Des 31    Kerugian Piutang         1.250.000
                              CKP                                         1.250.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)
Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo debet sebesar Rp. 1.000.000 maka kerugian piutang sebesar Rp. 3.500.000 (Rp. 2.500.000 + Rp. 1.000.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
   Des 31    Kerugian Piutang         3.500.000
                              CKP                                         3.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)
3.      Analisa Umur Piutang
Dalam metode ini, perusahaan membuat daftar umur piutang pelanggan dengan membuat kelompok umur piutang berdasarkan masa lewat waktu dari jatuh tempo piutang dan juga menetapkan persentase taksiran kerugian piutang yang didasarkan pada kebijakan dan pengalaman masa lalu terhadap total masing-masing kelompok umur piutang.
Biasanya suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin lama, maka tingkat kemungkinan tak tertagihnya juga semakin besar.
Contoh analisa umur piutang adalah sebagai berikut :
Untuk piutang yang belum jatuh tempo, 2 % tak tertagih. Untuk piutang yang jatuh tempo kurang dari 30 hari, 5 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 31 hari sampai 60 hari, 10 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 61 hari sampai 90 hari, 25 % tak tertagih. Piutang yang jatuh tempo diatas 90 hari, 50 % tak tertagih. 
Analisa Umur Piutang
PT. Hokindo
Per 31 Desember 2011
(dalam rupiah)
No
Pelanggan
Jumlah
Belum Jatuh Tempo
Jumlah
Hari Lewat
Waktu
Jatuh Tempo
1-30
31-60
61-90
> 90
1
A
25.000
15.000
10.000
2
B
18.000
7.000
11.000
3
C
42.000
35.000
6.000
1.000
4
D
10.000
10.000
5
E
25.000
25.000
6
F
20.000
12.000
8.000
7
G
25.000
15.000
5.000
5.000
Total
165.000
104.000
50.000
6.000
5.000
Berdasarkan tabel analisa umur piutang, maka kita dapat menentukan besarnya jumlah piutang tak tertagih sebagai berikut :
Status Piutang                     Saldo               %  tak tertagih              Piutang tak tertagih
Belum JT                Rp. 104.000.000                      2 %                  Rp. 2.080.000
Sudah JT :
1-30                                    Rp.    50.000.000                     5 %                  Rp. 2.500.000
31-60                      Rp.      6.000.000                     10 %                Rp.    600.000
61-90                      Rp.      5.000.000                     25 %                Rp. 1.250.000 +
                                                                   Total                            Rp. 6.430.000
  Des 31     Kerugian Piutang         6.430.000
                              CKP                                         6.430.000
3.      Pengalihan Piutang Dagang
Pengalihan piutang adalah perusahaan mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya kepada pihak lain (lembaga keuangan, bank dan pegadaian piutang) dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya.
Alasan perusahaan menjual ataupun mengalihkan piutangnya karena :
a.       Situasi dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dan tingginya tingkat bunga sehingga piutang yang dimiliki perusahaan sedapat dan secepat mungkin harus dapat dirubah menjadi kas.
b.       Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang juga memerlukan biaya sehingga perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas dapat diterima lebih cepat.
Adapun jenis pengalihan piutang antara lain :
·         Penjualan piutang
Piutang usaha dapat dijual kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada saat menjual piutang perusahaan harus memberitahu perusahaan debitur (yang berutang) agar membayar utangnya kepada pembeli piutang. Resiko tidak tertagihnya piutang ditanggung oleh pihak pembeli piutang. Pembeli piutang biasanya akan menahan sebagian dari harga beli piutang untuk menjaga kemungkinan adanya retur penjualan, potongan penjualan dan lain-lain yang akan mengurangi hasil penagihan piutang.
Misal :
Pada tanggal 10 Agustus 2011 PT. Hokindo menjual piutang usahanya yang bernilai Rp. 2.500.000 kepada Bank BCA. Harga jual piutang usaha tersebut adalah Rp. 2.250.000. CKP pada tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp. 150.000. Untuk berjaga-jaga Bank BCA menahan 10 % dari harga jual piutang usaha. Maka :
Piutang yang diperkirakan dapat ditagih adalah : Rp. 2.350.000 (Rp. 2.500.000 – Rp. 150.000)
Rugi atas penjualan piutang usaha Rp. 100.000 (Rp. 2.350.000 – Rp. 2.250.000)
Pembayaran yang ditahan oleh Bank adalah Rp. 225.000 (10 % x Rp. 2.250.000)
Kas                        Rp. 2.025.000
Kas ditahan                        Rp.     225.000
      Piutang usaha yang dijual        Rp. 2.250.000
·         Penggadaian/penjaminan piutang
Piutang usaha dapat dijaminkan untuk memperoleh pinjaman uang dari bank atau lembaga keuangan lainnya.Penagihan piutang usaha yang dijaminkan tetap dilakukan oleh perusahaan peminjam. Hasil penagihan tersebut kemudian digunakan untuk membayar pinjaman ke Bank. Jika pinjaman sudah lunas sisa piutang usaha menjadi milik peminjam.
Misal :
Pada tanggal 1 Mei 2005 PT. Hokindo memperoleh pinjaman dari Bank BCA dengan jaminan piutang usaha sebesar Rp. 2.000.000. Pinjaman yang diterima 90 % dari piutang yang dijaminkan dipotong biaya administrasi Rp. 25.000. Bunga pinjaman 18 % setahun. Jumlah pinjaman Rp. 1.800.000 (90 %  x Rp. 2.000.000). Pinjama yang diterima Rp. 1.775.000 (Rp. 1.800.000 – Rp. 25.000).Jurnal yang dibuat :
Kas                        Rp. 1.775.000
Biaya adm             Rp.       25.000
      Utang Bank                              Rp. 1.800.000
(Untuk mencatat pinjaman ke Bank)
Piutang usaha yang dijaminkan      Rp. 2.000.000
      Piutang usaha                                       Rp. 2.000.000
(Untuk mencatat piutang usaha yang dijaminkan ke Bank)
Pada saat menerima pembayaran piutang usaha yang dijaminkan tersebut, jurnal yang dibuat adalah jurnal untuk mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan dan jurnal untuk mencatat pembayaran pinjaman.
Misal :
Pada tanggal 31 Mei 2005 PT. Hokindo menerima pembayaran piutang yang dijaminkan sebesar Rp. 1.500.000. Bunga bulan Mei sebesar Rp. 30.000 (Rp. 2.000.000 x 18 % x 1/12) sehingga jumlah uang yang dibayar ke Bank sebesar Rp. 1.530.000 (Rp. 1.530.000 + 30.000). Jurnal yang dibuat :
Kas                        Rp. 1.500.000
      Piutang usaha yang dijaminkan                        Rp. 1.500.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang  yang dijaminkan)
Utang bunga          Rp. 1.500.000
Biaya bunga           Rp.       30.000
      Kas                              Rp. 1.530.000
(Untuk mencatat pembayaran pinjaman)
Jika terdapat retur atau penghapusan piutang maka saldo piutang yang dijaminkan harus dikurangi. Misal tanggal 5 Juni 2005 PT. Hokindo menerima kembali barang dagangan yang telah dijual sebesar Rp. 50.000. Jurnal yang dibuat :
Retur penjualan                 Rp. 50.000
      Piutang usaha yang dijaminkan                        Rp. 50.000
·         Penjualan dengan kartu kredit.
Penjualan dengan kartu kredit terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu : Penjual, Penerbit Kartu Kredit dan Pembeli.
Penjualan dengan kartu kredit bagi penjual diperlakukan sebagai penjualan kredit. Piutang yang timbul bukan kepada pembeli tetapi kepada penerbit kartu kredit.
Misal :
Butik Syahmina menerima pembayaran dengan kartu kredit sebrsar Rp. 1.000.000 atas baju, kebaya, dan jilbab yang dibeli oleh seorang pembeli yang menggunakan American Express. Biaya jasa yang diberikan kepada penerbit kartu kredit sebesar 5 % (Rp. 1.000.000 x 5 % = Rp. 50.000) dari jumlah transaksi sehingga jumlah yang dibayar oleh American Express sebesar Rp. 950.000 (Rp. 1.000.000 – Rp. 50.000). Jurnal untuk transaksi tersebut diatas adalah :
Piutang dagang                   Rp. 1.000.000
      Penjualan                                 Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penjualan dengan kartu kredit)
Kas                                    Rp.     950.000
Biaya jasa kartu kredit       Rp.       50.000
      Piutang dagang                         Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penerimaan pembayaran dari penerbit kartu kredit)
II.                 PIUTANG WESEL
Piutang wesel dibedakan menjadi dua:
1.      Piutang wesel tidak berbunga
2.      Piutang wesel berbunga
PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG WESEL
Sama dengan Piutang dagang, prosedur akuntansi bagi Piutang wesel dapat dibagi:
1.      Saat terjadinya Piutang wesel/pengakuan Piutang wesel
2.      Penilaian Piutang wesel/saat Piutang wesel dimiliki
3.      Lenyapnya Piutang wesel
Sebelum membahas prosedur akuntansi bagi Piutang wesel. Akan diperkenalkan dua istilah yang belum ada dalam Piutang dagang.
A. TANGGAL JATUH TEMPO/MATURITY DATE
Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam bulan, tanggal jatuh tempo dicari dengan menghitung bulan dari tanggal penerbitannya.
Contoh: JT Piutang wesel 3 bulan sejak 1 Mei à1 Agustus
                                    JT Piutang wesel 2 bulan sejak 31 Juli à 30 September
Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam hari, perlu untuk menghitung secara pasti jumlah hari untuk menentukan tanggal jatuh tempo. Dalam perhitungan, tanggal penerbitan wesel dihilangkan tetapi tanggal jatuh tempo dimasukkan.
Contoh: Tanggal JT Piutang wesel 90 hari sejak 28 Agustus?
                        Waktu wesel---------------------------à 90 hari
                        Agustus (31-28)                      =   3
                        September                               = 30               
Oktober                                   = 31    
                                                   64
                        Tanggal JT à November                       26
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa bulan Agustus hanya dihitung 3 hari, karena wesel tertanggal 28 Agustus. September penuh. Oktober penuh. Namun November hanya dihitung 26 hari untuk mencukupkan total hari jadi 90 hari. 
B. PERHITUNGAN BUNGA DARI PIUTANG WESEL
Rumus utama dalam penghitungan bunga:









Nilai nominal
wesel
   X

Tingkat bunga  Setahun
   X
Jangka waktu
dlm pecahan
setahun
    =
Bunga
Apabila umur wesel dinyatakan dalam hari à dibagi 360
Apabila umur wesel dinyatakan dalam bulan àdibagi 12
I.                   AKUNTANSI TERJADINYA PIUTANG WESEL
Penyebab terjadinya Piutang wesel:
1.      Penjualan kredit
·  Jurnal:
Piutang wesel
XXX
               Penjualan
                 XXX
2.      Pemberian pinjaman
·  Jurnal:
Piutang wesel
XXX
               kas
                 XXX
3.      Perubahan dari Piutang dagang
·  Jurnal:
Piutang wesel
XXX
             PiutANG dagang
                 XXX
II.                BUNGA WESEL
·  Jurnal:
kas
XXX
      piutang wesel
         XXX
      pendapatan bunga
         XXX
III.             DISKONTO PIUTANG WESEL
Seperti Piutang dagang, piutang wesel dilaporkan sebesar Nilai Realisasi Bersih Kas.
Rekening cadangan kerugian piutang weselà CKP.
Penilaian untuk Piutang wesel sama dengan Piutang dagang.
Saat dimilikinya Piutang wesel, kemungkinan Piutang wesel dijual (didiskontokan) ke bank, artinya: meminjam uang ke bank dengan menggunakan jaminan wesel yang dimiliki.
Perhitungan diskonto:
Diskonto   =  Nilai JT x Tarif diskonto x Periode diskonto
Diskonto à pengurangan oleh bank atas pinjaman yang diberikan selama waktu diskonto.
·  Jurnal:
kas
XXX
      pw.didiskontokan
         XXX
Atau:
Jurnal:
kas
XXX
BUNGA DISKONTO
XXX
     PW.DIDISKONTOKAN
          XXX



PENYAJIAN PIUTANG DI NERACA
ILUSTRASI PIUTANG WESEL
Sebuah wesel tanggal 5 Agustus 2006 dengan nominal Rp. 30.000.000, Bunga 3 %, 60 hari. Didiskontokan ke Bank pada tanggal 5 September 2006 dengan tingkat diskonto 5 %. Hitung jumlah yang diterima dari wesel yang di diskontokan !
Jawab :    
Bunga = Rp. 30.000.000 x 3 % x 60/360 = Rp. 150.000
Jadi, nilai jatuh tempo wesel adalah Rp. 30.150.000 (Rp. 30.000.000 + Rp. 150.000)
            Tanggal JT Piutang wesel 60 hari sejak 28 Agustus
                        Waktu wesel---------------------------à 60 hari
                        Agustus (31-5)                       =  26
                        September                            =  30               
            56
                        Tanggal JT à Oktober                                     4
Perhitungan diskonto:
Wesel didiskontokan ke Bank tanggal 5 September
                        September  (30-5)                  =  25               
                        Tanggal JT à Oktober          =   4
                                                                    = 29
Nilai Diskonto   =  Rp. 30.000.000 x 5 % x 29/360 = Rp. 120.833
Jumlah uang yang diterima = Rp. 30.150.000 – Rp. 120.833 = Rp. 30.029.167
Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel:
 Kas                              30.029.167
 Bunga Diskonto                 120.833
            PW. Didiskontokan                                    30.000.000
            Pendapatan Bunga                             150.000
PENUTUP
Dari penjelasan yang telah dijelaskan, maka diharapkan Makalah ini dapat di manfaatkan pembaca dalam memahami tentang Akuntansi Keuangan khususnya tentang “Piutang Dagang dan Piutang Wesel “. Selain itu penulis juga menyarankan untuk menerapkan apa yang baik dari Makalah ini dan juga mengingatkan penulis apa yang dianggap pembaca kurang baik dari Makalah ini. Sebagai penyusun, saya akui tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan. Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan Makalah selanjutnya. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Jay M. Smith dan K. Fred Skousen, Akuntansi Intermediate. Jakarta : Erlangga, 1987

Jago main Mobile Legend atau ML

10 Tips Bermain Mobile Legends Agar Jadi PRO PLAYER Tips & Trick Bermain ML Bagi Pemula agar tambah pro-  Game Moba seperti Mobile L...